Wednesday, January 18, 2017

Aku, Suami dan Oriflame

Mau sedikit share awal saya join oriflame, sebenernya udah lama banget ya saya dengar nama Oriflame dan saya tau betul itu MLM (Multi Level Marketing) makanya saya ga mau join, liat history bapak saya yg pernah ikutan MLM tertentu.. hanya beli produk tanpa ada yang terjual dan itu jadi masalah dikeluarga saya, bisa dibilang jadi ada trauma lah ya..
cukup lama saya di prospek dilla, nolak ajakan wenni jujur karena pada saat itu ga merasa dekat sama mereka,sampai akhirnya orang yang dirasa dekat ikut join dan bergabunglah saya dengan beliau guru saya bu Atin tresna septina. Lanjut ceritanya ya..


Ko ada kata suami? Ya mungkin saya salah satu orang paling beruntung disini karena mendapat ijin, support dan restu pastinya, dimana masih banyak orang ketika ditanya "gimana jd join?" jawabnya ga diijinin suami, bukan satu dua orang lho yg nolak saya dengan alasan seperti itu. Wajar sih kata saya dari beberapa alasan yg saya terima bisa saya tarik kesimpulan, apa sih yang sebenarnya yg melatarbelakangi suami ga ijinin istrinya oriflamean:
1. Suami ga yakin kemampuan istri
2. Suami takut anak jadi ga keurus
3. Suami ga mau istrinya jadi nambah kegiatan
4. Suami belum paham bisnis yg akan digeluti

Awalnya saya pun beradu argument dulu sama suami, bukan karena dia melarang saya dikasih tau untuk cari info tentang kehalalan, sistemnya dan semua yg berhubungan dengan oriflame, hampir satu tahun nganggur saat iti dan sedang hamil anak kedua, saya mencoba terus berkomunikasi dengan suami, sampai akhirnya memutuskan join pesan suami "dibawa have fun, jangan gampang stres klo ada masalah" itung2 ajang aktualisasi diri lah", karena suami tau dulu saya kerja jadi bisa optimal dlm mengaktulisasi diri. Sejak saat itu sampai sekarang suami adalah uplen, mentor,partner, rekan kerja yang sangat luar biasa sampai saya dititik sekarang Senior manager di oriflame.
Jadi tugas anda, yakinkan bahwa anda bisa, anda akan baik-baik saja dan anda bisa berprestasi walau waktu anda lebih sering dengan anak dan keluarga, para suami hanya perlu PEMBUKTIAN, ketika anda bisa buktikan dengan prestasi maka tidak hanya support tapi restu yang akan hiasi langkah perjuangan anda. Tidak ada suami yang tidak ingin istrinya membantu dia dalam wujudkan mimpi, dia hanya takut lihat kita terpuruk saat jatuh, dia tidak ingin kita ikut repot, Tapi akankah kita biarkan suami kita berjuang sendiri untuk wujudkan mimpi keluarga kita??

Lebih terasa perjuangan menuju cita dan mimpi kala kita melangkah dan menapaki proses menuju sukses bersama.

Salam hangat dan sukses untuk kita semua..

author

Irma Hasni Nur Padilah

Ibu rumah tangga, berusaha selalu menyebarkan hal yang bermanfaat, kapan pun, dimana pun, kepada siapa pun. Juga aktif sebagai ORIFLAME Independent Consultant

0 komentar:

Post a Comment